My University

Selasa, 15 November 2011

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan produk elektronik laptop di kalangan mahasiswa

Nama    : Hanny Azhar Noorrahmi
NPM     : 11209556
Kelas     : 3EA02
Mata kuliah : Softskill Perilaku Konsumen 1


Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan produk elektronik LAPTOP di kalangan mahasiswa.
Dilihat dari berbagai faktor-faktor yaitu diantaranya:

Faktor Budaya
Seiring perkembangan zaman makin banyak pula alternatif produk yang dapat dipilih konsumen. Begitu pula yang terjadi pada pasar barang-barang elektronik seperti antara lain notebook dan laptop. Saat ini penggunaan laptop dikalangan anak muda yang didominasi oleh mahasiswa semakin meluas, bahkan sudah menjadi suatu kebutuhan personal. Hal ini disebabkan manfaat yang diperoleh dari penggunaan laptop tersebut antara lain dapat membantu penyelesaian tugas-tugas belajar mereka.

Faktor Psikologi
Pengguna Laptop pada kalangan mahasiswa biasanya memiliki keterbatasan dana, tetapi mahasiswa tersebut mempunyai keinginan terhadap laptop yang benar-benar memiliki kemampuan kerja yang tinggi. Hal ini karena mahasiswa sifatnya dinamis, bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya, didalam dan diluar ruangan dan sangat intensif dalam hal penggunaan laptop. Umumnya digunakan sebagai penunjang kegiatan akademis dan memiliki media hiburan. Model laptop yang digemari umumnya adalah ringan, tidak mahal, dan memiliki media penyimpanan praktis seperti tas berbentuk ransel/backpack. Model/bentuk dan warna sering menjadi pertimbangan bagi kalangan mahasiswa, terutama bagi mahasiswa yang memiliki minat atau hobi berhubungan dengan komputer atau teknologi informasi. Semua hal ini tergantung dari persepsi mahasiswa tersebut dalam pengolahan informasi yang diterima pancaindera. Ada kalanya untuk melakukan keputusan pembelian, mahasiswa membutuhkan waktu yang lama untuk pencarian informasi dari berbagai sumber, supaya dapat mengurangi perasaan ketidakpuasan pasca pembelian dan ada juga sebagian mahasiswa lainnya tidak membutuhkan waktu yang lama dalam pencaharian informasi tentang produk laptop.

Faktor Sosial
Dalam hal ini pembelajaran mahasiswa tentang pembelian laptop sering terbentuk dari pengalaman dirinya sendiri atau dari pengalaman teman atau keluarganya setelah membeli produk tersebut sehingga dapat mempengaruhi perilaku pembeliannya.

Kamis, 13 Oktober 2011

Tugas ke 2 Softskill Perilaku Konsumen

Tugas SOFTSKILL Perilaku Konsumen
Nama    : Hanny Azhar N
NPM      : 11209556
Kelas     : 3EA02

Pertanyaan :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konsumen dan ciri-ciri konsumen?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan perilaku konsumen?
3. Jelaskan penggunaan segmentasi pasar dalam penetapan strategi pemasaran?
4. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen untuk pembelian ulang suatu produk?

Jawaban :
  1. Pengertian Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatubarang dan jasa dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup. Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”
Ciri-ciri konsumen menurut kotler (2000) :
a.       Loyal terhadap produk
Konsumen yang pas cenderung loyal dimana mereka akan membeli ulang dari produsen yang sama.
b.      Adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif
Komunikasi dari mulut ke mulut (Word of Mouth Communication) yang bersifat positif yaitu rekomendasi kepada calon konsumen lain dan mengatakan hal-hal yang baik mengenai produk dan perusahaan
c.       Perusahaan menjadi pertimbangan utama ketika membeli merek lain ketika konsumen ingin membeli produk yang lain, maka perusahaan yang telah memberikan kepuasan kepadanya akan menjadi pertimbangan yang utama.


           2.       Perilaku Konsumen  
                  Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus ). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.
  
3.       Menentukan segmentasi pasar adalah langkah yang harus dilakukan sebelum Anda menjual suatu produk dijual ke pasar. Hal tersebut terkait dengan penentuan sasaran yang dinilai prospektif dalam strategi pemasaran. Penentuan segmentasi pasar dilakukan dengan cara memecah beberapa konsumen yang prospek menjadi bagian kecil. Secara umum, ada beberapa panduan yang digunakan dalam menentukan segmentasi pasar yaitu terdiri atas :
Berdasarkan Karakter Psikografi
Antara masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan memiliki gaya hidup yang berbeda. Masalah gaya hidup masyarakat di suatu daerah juga merupakan salah satu faktor penentuan segmentasi pasar berdasarkan gaya hidup. Pada dasarnya suatu komunitas masyarakat memiliki suatu karakter khusus yang tidak dimiliki oleh komunitas lain. Keberadaan karakter tersebut akan dipelihara terus oleh masyarakat. Realitas seperti itu dapat dijadikan sebagai peluang bisnis karena segala penampilan dan gaya hidup merupakan suatu hal yang terkait dengan komoditas. Misalnya, kita berada pada komunitas bikers yagn sedang booming akhir-akhir ini. Komoditas yang terkait dengan kegiatan tersebut merupakan peluang. Komoditas tersebut dapat berupa accesoris sepede, komponen dan lain sebagainya.
Berdasarkan Karakter Demografi
Salah satu faktor penentuan segmentasi yang memiliki prospek terbaik adalah segmentasi berdasarkan umur konsumen. Penentuan pasar akan dipengaruhi kebiasaan pada umur-umur tertentu dalam mengonsumsi suatu produk. Dengan gambaran tersebut maka konsumen akan terpisah menjadi bagian-bagian yang kecil. Di mana setiap bagian kecil tersebut memiliki peluang kesuksesan yang sama. Namun, Anda harus menentukan konsumen dengan kisaran umur yang menjadi sasaran pemasaran. Dengan begitu karakter demografi menentukan pasar dengan mengacu produk dan umur.
Berdasarkan Karakter Geografi
Penentuan segmentasi pasar berdasarkan kekhasan suatu daerah yaitu produk yang disukai oleh suatu masyarakat terkait keberadaannya di suatu daerah merupakan peluang bagus bagi pebisnis. Salah satunya, terkait perdagangan produk furnitur. Jika Anda mendapatkan pesanan dari suatu daerah maka Anda harus menyesuaikan konsep pesanan tersebut dengan kekhasan daerah tersebut.
Berdasarkan Karakter Variabel Penggunaan Produk
Penentuan berdasarkan karakter variabel penggunaan produk, pada prinsipnya penentuan segmentasi pasar kali ini dikaitkan dengan gejala yang ada di masyarakat. Saat ini kebutuhan akan produk Teknologi dan komunikasi merupakan kebutuhan penting bagi sebagian besar masyarakat, terutama dikota-kota besar. Selain itu, alat komunikasi tersebut dinilai memiliki arti penting. Namun, dibalik realitas seperti itu terdapat suatu tren. Tren tersebut terkait dengan penggunaan salah satu merek/produk tertentu.

4.       Swastha dan Irawan (2001) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat.
Super dan Crites (Lidyawatie, 1998) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat, yaitu :
a. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan seseorang dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain.
b. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah.
c. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang menggunakan waktu senggangnya.
d. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja.
e. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas benda dan seseorang.

Sedangkan menurut Kotler, Bowen, dan Makens (1999) terdapat dua faktor yang mempengaruhi minat beli seseorang dalam proses pengambilan keputusan pembelian, yaitu situasi tidak terduga (Unexpected situation) dan sikap terhadap orang lain (Respect to Others)

Sabtu, 01 Oktober 2011

Tugas Softskill Perilaku Konsumen

Tugas Softskill Perilaku Konsumen
Nama    : Hanny Azhar Noorrahmi
NPM     : 11209556
Kelas     : 3EA02

penulisan ini berdasarkan pengalaman saya saat berbelanja di sebuah supermarket

saya mencari sebuah sabun colek dengan merk x di supermarket namun saya tidak menemukan barang tersebut lalu saya bertanya kepada pelayan ia berkata sabun colek yang saya cari habis hanya ada sabun batangan dengan merk x. Kelebihan dari produk sabun colek yang saya cari membuat cucian menjadi lebih bersih dan harum dengan sekali pemakaian. kekurangan dari produk ini dengan sedikit pemakaian saja bisa menghasilkan banyak busa yang mengharuskan membilas cucian hingga 2 sampai 3 kali bilasan bila tidak akan berbekas putih pada pakaian yang saya cuci. Namun selain sabun colek merk x saya juga melihat sabun bermerk y dengan kualitas yang menurut pengalaman saya tidak lebih baik dari sabun merk x. Jadi saya memilih membeli sabun batangan bermerk x dengan kualitas yang sama dengan sabun colek bermerk x. selain itu harganya lebih murah dari sabun colek bermerk y.

Rabu, 06 Juli 2011

Pengenalan Keanekaragaman Budaya di Indonesia

Kebudayaan mempunyai arti yang sangat luas. Kebudayaan adalah hasil karya pemikiran manusia yang dilakukan secara sadar dalam hidup bermasyarakat. Semua yang merupakan hasil usaha buah budinya manusia merupakan kebudayaan. Hasil usaha pemikiran atau karya-karya yang memiliki nilai-nilai keindahan disebut kesenian.
Pada diri manusia menimbulkan ilmu pengetahuan. Denganj akal pikirannya, manusia selalu mencari, mencoba, menyelidiki, dan akhirnya menemukan sesuatu yang baru. Dengan panca indra manusia dapat mengembangkan rasa keindahan (estetika), dan ini dapat menimbulkan karya-karya seni atau kesenian. Manusia selalu menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan, dan kebahagian. Unsur ketiga, yaitu karsa (kemauan) menimbulkan kehidupan luhur seperti kehidupan beragama dan kesusilaan.
Dengan cipta, rasa dan karsa itu maka manusia berbudaya. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa: Kebudayaan ialah buah budi manusia dalam hidup bermasyarakat.
a. Berbagai Corak Budaya Daerah
Corak kebudayaan suatu masyarakat atau bangsa sangat erat hubungannya dengan corak kehidupan masyarakat atau bangsanya. Suatu masyarakat yang hidup sebagai nelayan dan perdagangan samudera akan melahirkan kebudayaan maritim. Suatu masyarakat yang hidup di daerah steppa atau padang rumput akan mengembangkan kebudayaan nomadis, kebudayaan masyarakat penggembala, dan sebagainya. Di wilayah Indonesia yang sangat luas ini ketiga corak kebudayaan tersebut banyak kita dapati.
Dari berbagai media koran, majalah, radio, televisi, seringkali kita saksikan keanekaragaman budaya daerah. Kesenian daerah itu membuktikan kekayaan budaya bangsa kita. Berjenis-jenis tarian, lagu, cerita, drama, tenunan, ukir-ukiran, dan sebagainya terdapat di Indonesia. Ada tarian seudati dan tarian saman dari Aceh, tari tor-tor dari tapanuli, tari serimpi dari Jawa Tengah, tari jaipongan dari Jawa Barat dan masih banyak lagi yang lainnya. Gamelan dari Jawa dan Sunda, Gending sriwijaya dari Sumatra Selatan, orkes bambu dari tanah toraja, kolintang dari Sulawesi Utara menjadi kekayaan budaya bangsa. Kebudayaan dan kesenian yang beraneka ragam menggambarkan kehidupan masyarakat indonesia.
Dengan banyaknya suku bangsa, maka ragam pula keseniannya. Walaupun demikian, masih terlihat adanya kesamaan-kesamaan. Hal ini disebabkan bangsa Indonesia adalah seketurunan di samping hidup dalam lingkungan yang hampir sama. Misalnya sebagian besar penduduk Indonesia adalah petani sehingga melahirkan budaya agraris. Sambil menunggu panen tiba, seringkali diisi dengan berbagai hiburan, misalnya karapan sapi di madura, tari maengket dari menado, Degung dari sunda, dan lain-lain. Sesudah waktu panen banyak kita lihat kegiatan perkawinan maupun khitanan. Pada kesempatan itulah kita lihat adanya wayang kulit, wayang golek, topeng dan hiburan yang lainnya. Itulah berbagai corak kebudayaan Indonesia yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Indonesia.
b. Seni Budaya Nasional
Dalam penjelasan UUD 1945 dinyatakan bahwa yang dimaksud budaya nasional ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat indonesia seluruhnya termasuk kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah seluruh Indonesia.
Untuk membangun budaya nasional Indonesia diperlukan segala sari-sari serta puncak-puncak kebudayaan yang terdapat di seluruh daerah Indonesia yang dipergunakan sebagai modal dan isinya. kemudian dikembangkan, diperkaya dengan unsur-unsur baru yang kita butuhkan dalam kehidupan dewasa ini, yaitu usaha-usaha pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Di Jawa Timur misalnya kita mengenal kesenian yang disebut ludruk, agar ludruk itu dapat dimengerti oleh penduduk luar pulau jawa maka digunakanlah bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantarnya. Wayang tidak hanya digemari oleh masyarakat jawa, tetapi juga digemari oleh masyarakat di luar pulau jawa, bahkan orang-orang luar negeri pun ikut mempelajarinya. Tari pendet dari bali sekarang tidak hanya dipelajari oleh remaja dari bai, tetapi dipelajari juga oleh remaja dari jawa, sumatra, dan lain-lain.
Tari-tarian daerah dan lagu-lagu daerah sudah menjadi milik kita bersama. Kesenian daerah dari manapun asalnya sudah tidak lagi merupakan kesenian suku, tetapi kita terima sebagai kesenian nasional.

Jumat, 17 Juni 2011

Inilah Posisi Tidur Enak Bikin Bebas Pegal

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak dipungkiri pentingnya tidur untuk kesehatan. Namun ternyata tidur bukan perkara memejamkan mata saja. Salah memilih posisi tidur bisa menyebabkan Anda terbangun dalam keadaan pegal atau leher kaku dan sakit. Simak posisi tidur yang harus dilakukan dan mana yang harus dihindari. Tidur terlentang
Posisi tidur ini sangat ideal untuk mencegah nyeri pada leher dan punggung, mengurangi refluks asam lambung, meminimalkan keriput serta menjaga bentuk payudara agar tak mudah kendur.
Sayangnya posisi tidur terlentang ini bisa menyebabkan ngorok. Untuk mereka yang sering mendengkur disarankan untuk menggunakan bantal yang empuk agar kepala dan leher tidak tersangga terlalu tinggi. Tidur terlentang juga sering menyebabkan nyeri punggung, karena itu letakkan bantal di bawah lutut sehingga tungkai agak tertekuk. Bila alas tidur terlalu empuk, taruhlah papan setebal kira-kira 1 cm di bawah seprai.
Tidur miring
Secara umum posisi tidur miring bagus untuk kesehatan karena efektif untuk mengurangi ngorok. Posisi tidur dengan lutut ditekuk dan agak diangkat ke arah dada dengan menjepit bantal sangat dianjurkan untuk mencegah nyeri punggung.
Posisi tidur miring merupakan posisi tidur yang paling nyaman untuk ibu hamil. Selain melancarkan sirkulasi darah, saat perut semakin membesar, posisi tidur terlentang bisa membuat sesak napas.
Kelemahan dari posisi tidur ini adalah mempercepat timbulnya kerutan di wajah. "Semua tekanan akan berada pada satu sisi yang menghadap bantal. Posisi ini juga menyebabkan payudara cepat kendur," kata Dr.Roshini Rajapaksa, editor kesehatan majalah Health.
Posisi melengkung
Posisi tidur dengan posisi menyamping dengan lutut di tekuk dan agak diangkat ke arah dada seperti posisi janin sangat tidak dianjurkan. "Posisi melengkung ini akan menekan diafragma sehingga bisa mengganggu pernapasan," kata Dody Chang, ahli akupuntur dari Center for Integrative Medicine, AS.
Ia menambahkan, posisi tidur melengkung ini juga bisa menyebabkan nyeri punggung, wajah keriput lebih cepat, serta payudara mengendur. Kendati begitu posisi tidur ala janin ini sering dirasa nyaman oleh ibu hamil.
Tidur tengkurap
Untuk mereka yang sering mengeluh nyeri punggung, sebaiknya menghindari posisi tidur tengkurap, kecuali perut diberi ganjalan bantal. Posisi tidur seperti ini sulit menjaga posisi netral untuk tulang punggung.
Tidur tengkurap akan memberi tekanan pada sendi dan otot-otot sehingga mengiritasi saraf dan menyebabkan nyeri, serta kebas. Selain itu dalam posisi ini kepala akan berada pada satu sisi dalam waktu lama sehingga leher akan pegal.

Senin, 23 Mei 2011

adat Istiadat di bali

Upacara Ngaben Bali
Ngaben adalah upacara penyucian atma (roh) fase pertama sbg kewajiban suci umat Hindu Bali terhadap leluhurnya dengan melakukan prosesi pembakaran jenazah. Seperti yg tulis di artikel ttg pitra yadnya, badan manusia terdiri dari badan kasar, badan halus dan karma. Badan kasar manusia dibentuk dari 5 unsur yg disebut Panca Maha Bhuta yaitu pertiwi (zat padat), apah (zat cair), teja (zat panas) bayu (angin) dan akasa (ruang hampa). Kelima unsur ini menyatu membentuk fisik manusia dan digerakan oleh atma (roh). Ketika manusia meninggal yg mati adalah badan kasar saja, atma-nya tidak. Nah ngaben adalah proses penyucian atma/roh saat meninggalkan badan kasar.

Ada beberapa pendapat ttg asal kata ngaben. Ada yg mengatakan ngaben dari kata beya yg artinya bekal, ada juga yg mengatakan dari kata ngabu (menjadi abu), dll.

Dalam Hindu diyakini bahwa Dewa Brahma disamping sbg dewa pencipta juga adalah dewa api. Jadi ngaben adalah proses penyucian roh dgn menggunakan sarana api sehingga bisa kembali ke sang pencipta yaitu Brahma. Api yg digunakan adalah api konkrit untuk membakar jenazah, dan api abstrak berupa mantra pendeta utk mem-pralina yaitu membakar kekotoran yg melekat pada atma/roh.

Upacara Ngaben atau sering pula disebut upacara Pelebon kepada orang yang meninggal dunia, dianggap sangat penting, ramai dan semarak, karena dengan pengabenan itu keluarga dapat membebaskan arwah orang yang meninggal dari ikatan-ikatan duniawinya menuju sorga, atau menjelma kembali ke dunia melalui rienkarnasi. Karena upacara ini memerlukan tenaga, biaya dan waktu yang panjang dan besar, hal ini sering dilakukan begitu lama setelah kematian.

Untuk menanggung beban biaya, tenaga dan lain-lainnya, kini masyarakat sering melakukan pengabenan secara massal / bersama. Jasad orang yang meninggal sering dikebumikan terlebih dahulu sebelum biaya mencukupi, namun bagi beberapa keluarga yang mampu upacara ngaben dapat dilakukan secepatnya dengan menyimpan jasad orang yang telah meninggal di rumah, sambil menunggu waktu yang baik. Selama masa penyimpanan di rumah itu, roh orang yang meninggal menjadi tidak tenang dan selalu ingin kebebasan.

Hari baik biasanya diberikan oleh para pendeta setelah  melalui konsultasi dan kalender yang ada. Persiapan biasanya diambil jauh-jauh sebelum hari baik ditetapkan. Pada saat inilah keluarga mempersiapkan "bade dan lembu" terbuat dari bambu, kayu, kertas yang beraneka warna-warni sesuai dengan golongan  atau kedudukan sosial ekonomi keluarga bersangkutan.

Prosesi ngaben dilakukan dgn berbagai proses upacara dan sarana upakara berupa sajen dan kelengkapannya sbg simbol-simbol seperti halnya ritual lain yg sering dilakukan umat Hindu Bali. Ngaben dilakukan untuk manusia yg meninggal dan masih ada jenazahnya, juga manusia meninggal yg tidak ada jenazahnya spt orang tewas terseret arus laut dan jenazah tdk diketemukan, kecelakaan pesawat yg jenazahnya sudah hangus terbakar, atau spt saat kasus bom Bali 1 dimana beberapa jenazah tidak bisa dikenali karena sudah terpotong-potong atau jadi abu akibat ledakan.

Untuk prosesi ngaben yg jenazahnya tidak ada dilakukan dengan membuat simbol dan mengambil sekepal tanah dilokasi meninggalnya kemudian dibakar. Banyak tahap yg dilakukan dalam ngaben. Dimulai dari memandikan jenazah, ngajum, pembakaran dan nyekah. Setiap tahap ini memakai sarana banten (sesajen) yg berbeda-beda. Ketika ada yg meninggal, keluarganya akan menghadap ke pendeta utk menanyakan kapan ada hari baik utk melaksanakan ngaben. Biasanya akan diberikan waktu yg tidak lebih dari 7 hari sejak hari meninggalnya.

Setelah didapat hari H (pembakaran jenazah), maka pihak keluarga akan menyiapkan ritual pertama yaitu nyiramin layon(memandikan jenazah). Jenazah akan dimandikan oleh kalangan brahmana sbg kelompok yg karena status sosialnya mempunyai kewajiban untuk itu. Selesai memandikan, jenazah akan dikenakan pakaian adat Bali lengkap. Selanjutnya adalah prosesi ngajum, yaitu prosesi melepaskan roh dengan membuat simbol2 menggunakan kain bergambar unsur2 penyucian roh.

Pada hari H-nya, dilakukan prosesi ngaben di kuburan desa setempat. Jenazah akan dibawa menggunakan wadah, yaitu tempat jenazah yg akan diusung ke kuburan. Wadah biasanya berbentuk padma sbg simbol rumah Tuhan. Sampai dikuburan, jenazah dipindahkan dari wadah tadi ke pemalungan, yaitu tempat membakar jenazah yg terbuat dari batang pohon pisang ditumpuk berbentuk lembu.

Disini kembali dilakukan upacara penyucian roh berupa pralina oleh pendeta atau orang yg dianggap mampu untuk itu (biasanya dari clan brahmana). Pralinaadalah pembakaran dgn api abstrak berupa mantra peleburan kekotoran atma yg melekat ditubuh. Kemudian baru dilakukan pembakaran dgn menggunakan api kongkrit. Jaman sekarang sudah tidak menggunakan kayu bakar lagi, tapi memakai api dari kompor minyak tanah yg menggunakan angin.

Umumnya proses pembakaran dari jenazah yg utuh menjadi abu memerlukan waktu 1 jam. Abu ini kemudian dikumpulkan dalam buah kelapa gading untuk dirangkai menjadi sekah. Sekah ini yg dilarung ke laut, karena laut adalah simbol dari alam semesta dan sekaligus pintu menuju ke rumah Tuhan. Demikian secara singkat rangkaian prosesi ngaben di Bali. Ada catatan lain yaitu utk bayi yg berumur dibawah 42 hari dan atau belum tanggal gigi, jenazahnya harus dikubur. Ngabennya dilakukan mengikuti ngaben yg akan ada jika ada  keluarganya meninggal.

Status kelahiran kembali roh orang yang meninggal dunia berhubungan erat dengan karma dan perbuatan serta tingkah laku selama hidup sebelumnya.  Secara umum, orang Bali merasakan bahwa roh yang lahir kembali ke dunia hanya bisa di dalam lingkaran keluarga yang ada hubungan darah dengannya. Lingkaran hidup mati bagi orang Bali adalah karena hubungannya dengan leluhurnya.

Setiap orang tahu bahwa di satu saat nanti dia akan menjadi leluhur juga, yang di dalam perjalannya di dunia lain harus dipercepat dan mendapatkan perhatian cukup bila sewaktu-waktu nanti kembali menjelma ke Pulau yang dicintainya, Pulau Bali.

 NGUREK
Ngurek adalah atraksi menusuk diri dengan menggunakan senjata keris, ini berlangsung ketika para pelaku berada dalam keadaan kerasukan (diluar kesadaran). Ngurek berkaitan erat dengan ritual keagamaan bahkan disejumlah desa adat di Bali tradisi ini wajib dilangsungkan. Ngurek bisa disebut juga dengan Ngunying, Ngurek merupakan wujud bakti seseorang yang dipersembahkan kepada Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
Ngurek termasuk dalam upacara Dewa Yadnya yaitu pengorbanan/persembahan suci yang tulus ihklas. Menurut ajaran agama Hindu, Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia, mahluk hidup beserta isinya berdasarkan atas Yadnya, maka dengan itu manusia di harapkan dapat memelihara, mengembangkan dan mengabdikan diri nya kepada Sang Pencipta yakni Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
Ngurek berasal dari kata ‘urek’ yang berarti lobangi atau tusuk, jadi Ngurek dapat diartikan berusaha melobangi atau menusuk bagian tubuh sendiri dengan keris, tombak atau alat lainnya saat berada dalam kondisi kerasukan. Karena Ngurek dilakukan dalam kondisi kerasukan atau diluar kesadaran, maka roh lain yang masuk ketubuh akan memberi kekuatan, sehingga orang yang melakukan Ngurek ini menjadi kebal, dan ini merupakan suatu keunikan sekaligus misteri yang sulit dijelaskan.
Tradisi Ngurek tidak tahu kapan mulai dilakukan, konon ini terjadi pada jaman kejayaan kerajaan. Saat itu  sang raja ingin membuat pesta yang tujuannya untuk menunjukkan rasa syukur kepada Sang Pencipta dan sekaligus menyenangkan hati para prajuritnya. Setelah dilakukan sejumlah upacara, kemudian memasuki tahap hiburan, mulai dari sabung ayam, hingga tari-tarian yang menunjukkan kedigdayaan para prajurit, maka dari tradisi ini munculah Tari Ngurek atau Tari Ngunying.
Ngurek, menusuk diri dengan keris dalam keadaan kerasukan atau tidak sadar ini pada zamannya hanya dilakukan oleh para pemangku, namun kini orang yang melakukan Ngurek tak lagi dibedakan statusnya,bisa pemangku, penyungsung pura, anggota krama desa, tokoh masyarakat,  laki-laki dan perempuan. Tapi suasananya tetap yaitu mereka melakukannya dalam keadaan kerasukan atau trance. Kendati keris yang terhunus itu ditancapkan ketubuh, namun tidak setitikpun darah yang keluar atau terluka.
Ngurek ini biasa dilakukan di luar kompleks pura utama. Sebelum Ngurek dilakukan, biasanya Barong dan Rangda serta para pepatih yang kerasukan itu keluar dari dalam kompleks pura utama dan mengelilingi wantilan pura sebanyak 3 kali. Saat melakukan hal itulah, para pepatih mengalami titik kulminasi spiritual tertinggi.
Kerasukan dalam Ngurek, biasanya terjadi setelah melakukan proses ritual. Untuk mencapai klimaks kerasukan, mereka harus melakukan beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut secara garis besar dibagi menjadi tiga  yang terdiri dari:
1.      Nusdus adalah merangsang para pelaku ngurek dengan asap yang beraroma harum menyengat agar segera kerasukan.
  1. Masolah merupakan tahap menari dengan iringan lagu-lagu dan koor kecak atau bunyi-bunyian gamelan.
  2. Ngaluwur berarti mengembalikan pelaku ngurek pada jati dirinya
Masuknya roh kedalam diri para pengurek ini ditandai oleh keadaan: badan menggigil, gemetar, mengerang dan memekik, dengan di iringi suara gending gamelan,  para pengurek yang  kerasukan, langsung menancapkan senjata, biasanya berupa keris pada bagian tubuh di atas pusar seperti dada, dahi, bahu, leher, alis dan mata, walaupun keris tersebut ditancapkan dan ditekan kuat kuat secara berulang ulang, jangankan berdarah, tergores pun tidak kulit para pengurek tersebut, roh yang ada didalam tubuh para pengurek ini menjaga tubuh mereka agar kebal, tidak mempan dengan senjata.
Ngurek mempunyai gaya masing-masing, ada yang berdiri sembari menancapkan keris ke bagian tubuh, seperti dada atau mata, ada pula yang bersandar di pelinggih. Setelah upacara selesai, para pelaku ngurek kembali ke kompleks pura utama. 
Tradisi Ngurek ini merupakan kebiasaan masyarakat Bali, dimana saat upacara mengundang roh leluhur dilakukan, para roh diminta untuk berkenan memasuki badan orang-orang yang telah ditunjuk, dan menjadi sebuah tanda, bahwa roh-roh yang diundang telah hadir di sekitar mereka. Tradisi Ngurek juga dipercaya, untuk mengundang Ida Bhatara dan para Rencang-Nya, berkenan menerima persembahan ritual saat upacara. Jika orang-orang yang ditunjuk sudah kerasukan dan mulai Ngurek, maka masyarakat bisa mengetahui dan meyakini kalau Ida Bhatara sudah turunnya ke marcapada (dunia), maka umat yang mengikuti prosesi ritual kian mantap dengan semangat bhaktinya.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa, apa pun yang kita lakukan dengan pasrah, berserah diri dan ihklas kepada Sang Pencipta (Tuhan Yang Maha Esa), maka akan mendapat anugrah dan karunia.





Jumat, 15 April 2011

100 Istilah-istilah dan Pengertian Ekonomi Makro (A-G)


Istilah-istilah dan Pengertian Ekonomi Makro

Nama      : Hanny Azhar Noorrahmi
NPM      : 11209556
Kelas      : 2EA02

1.       Agen : perantara perdagangan yg nama perusahaan menjualkan barangnya didaerah tertentu.
2.       Aggregate supply (penawaran agregat) : total nilai barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
3.       Agregate demand (permintaan agregat ) : jumlah belanja yg direncanakan atau diinginkan dalam suatu perekonomian secara keseluruhan dalam suatu perekonomian secara keseluruhan dalam suatu periode tertentu.
4.       Analisis ekuilibrium parsial : analisis yg mengkonsentrasikan pada pengaruh perubahan dalam masing – masing pasar.
5.       Anggaran actual : jumlah anggaran yang dicatat pada tahun tertentu.
6.       Anggaran berimbang : suatu anggaran yg disusun sedemikian rupa sehingga total belanja sama dengan total penerimaan.
7.       Anggaran structural : terjadi pada saat perekonomian beroperasi pada output potensial.
8.       Anggaran siklikal : yang mengukur efek dari siklus bisnis terhadap anggaran
9.       Angka indeks : untuk mengetahui atau mengukur perubahan melalui perbandingan antara variabel dari waktu ke waktu.
10.   APC (rata – rata kecenderungan untuk konsumsi) : rasio pengeluaran konsumsi terhadap pendapatan
11.   Apresiasi : naiknya mata uang dalam negeri terhadap valuta asing dipasar valuta asing.
12.    APS (rata – rata kecenderungan untuk menabung) : rasio tabungan perorangan terhadap pendapatan.
13.    Arbitrase : spekulasi tanpa resiko.
14.   Asset (harta atau aktiva) : milik berupa barang berwujud serta hak tax berwujud yang mempunyai nilai ekonomi.
15.   Average product (produk rata-rata) : produk total atau output total dibagi oleh kuantitas dari satu jenis input.
16.   Average revenue (penerimaan rata-rata) : penerimaan total dibagi oleh jumlah unit total yg dijual yaitu penerimaan perunit.
17.   Balance of trade (neraca perdagangan) : bagian dari neraca pembayaran yg merinci impor dan ekspor barang berwujud.
18.   Bank : badan usaha yg menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kemabali kepada masyarakat.
19.   Bank komersial : sebuah lembaga perantara keuangan yg fungsi utamanya adalah menerima simpanan giro.
20.   Bank money : uang yg diciptakan oleh system perbankan khususnya uang giral yg ditimbulkan oleh ekspansi berganda dari cadangan bank.
21.   Bank sentral : badan atau instansi pemerintah yg bertanggung jawab terhadap pengendalian peredran uang dan kondisi perkreditan nasional.
22.   Barter : cara perdagangan dimana barang ditukar dengan barang.
23.   Bauran kebijakan fiscal dan moneter : kombinasi kebijakan fiscal dan moneter yg dipergunakan untuk mempengaruho aktivitas makroekonomi.
24.   Biaya marjinal : tambahan dalam jumlah biaya yg diperlukan untuk menghasilkan 1 tambahan unit output.
25.   Biaya minimum : biaya per unit terendah yg mungkin dicapai
26.   Biaya oportunitas : nilai dari kesempatan penggunaan suatu barang ekonomi berikutnya , atau nilai dari alternative yg dikorbankan.
27.   Biaya rata – rata : jumlah biaya dibagi dengan kuantitas barang yg dihasilkan.
28.   Biaya tetap rata – rata : biaya tetap dibagi oleh oleh jumlah unit yg diproduksi.
29.   Biaya variabel : biaya yg bervariasi menurut tingkat output.
30.   Biaya variabel rata – rata : jumlah biaya variabel dibagi dengan kuantitas produk yg dihasilkan.
31.   Bond (obligasi) : sertifikat yg memberikan bunga yg diterbitkan pemerintah atau perusahaan,berisi janji akan membayar bunga dan jumlah pokok.
32.   Budget line (garis anggaran) : garis disuatu grafik yg sumbu-sumbunya menggambarkan kombinasi barang yg bisa dibeli oleh konsumen.
33.   Budget surplus (surplus anggaran) : kelebihan penerimaan pemerintah terhadap pembelanjaan pemerintah.
34.   Bunga : pendapatan yg dibayarkan kepada mereka yg meminjamkan uang
35.   Bunga majemuk : bunga yg dihitung juga dari bunga lalu.
36.   Bursa efek : tempat diperjual belikan efek –efek atau tempat bertemunya pihak yg menawarkan dan pihak yg memerlukan dana jangka panjang.
37.   Bursa komoditas : tempat dipamerkannya contoh barang – barang produksi yg diperjualbelikan.
38.   Bursa valuta asing : suatu tempat kegiatan usaha yg memperdagangkan berbagai jenis mata uang asing seperti bank – bank devisa dan money changer.
39.   Cadangan bank : bagian atas simpanan masyarakat di bank yg harus disimpan di khasanah atau dibank sentral tanpa menerima bunga.
40.   Cadangan rasional : menyelesaikan kesulitan likuiditas luar negeri atau neraca pambayaran luar Negara .
41.   Capital-output ratio (rasio modal/output) : dalam teori pertumbuhan ekonomi, yaitu rasio stock modal total disbanding GNP tahunan.
42.   Capitalism(kapitalisme) : sebagai system perekonomian dimana sebagian besar barang milik(tanah dan modal)menjadi milik pribadi.
43.   Cartel (kartel) : asosiasi produsen dalam suatu industry yg bertujuan membatasi atau mencegah persainagn antar perusahaan dalam industry.
44.   Central bank (bank sentral) : badan atau instansi pemerintahan yg bertanggung jawab terhadap pengendalian peredaran uang dan kondisi perkreditan nasional.
45.   Ceteris paribus : sebuah kondsi artificial yg diangkat oleh para ahli ekonomi untuk,secara terpisah, mengamati hubungan antara dua variabel ekonomi.
46.   Clearing market : suatu pasar dimana harga-harga cukup flexsibel untuk menyimbangkan penawaran dan permintaan dalam waktu singkat.
47.   Collusive oligopoly (oligopoly kolusif) : struktur pasar yg ditandai oleh sejumlah kecil perusahaan yg melakukan kolusi dan bergabung untuk membuat keputusan bersama.
48.   Consumer surplus (surplus konsumen) : selisih antara jumlah yang persediannya akan dibayar oleh konsumen untuk sebuah komoditi dengan jumlah yang sebenarnya dibayarkan
49.   Consumption (konsumsi) : jumlah seluruh pengeluaran perorangan atau Negara untuk barang – barang konsumsi selama suatu periode tertentu.
50.   Common stock (saham biasa) : instrument keuangan yg mencerminkan kepemilikan dan hak suara dalam suatu perseroan.
51.   Credit (kredit) : dalam teori moneter, penggunaan dana orang lain sebagai imbalan dari janji akan membayar dikemudian hari.
52.   Dana likid : harta keuangan yg bebas resiko dan langsung dapat dikonversi menjadi uang
53.   Dana uang : instrument keuangan jangka pendek yg amat likuid yg dimliki oleh investor dimana suku bunganya tidax diatur.
54.   Debit : istilah akuntansi untuk menjelaskan pertambahan dalam aktiva atau pengurangan dalam pasiva.
55.   Deficit anggaran : berlaku dipemerintahan , kelebihan total belanja dari total penerimaan.
56.   Deficit anggaran belanja : belanja pemerintah untuk barang, jasa, dan pembayaran transfer yg melebihi penerimannya dari pajak dan dan sumber pendapatan .
57.   Deflasi : penurunan tingkat harga secara umum.
58.   Demand pull inflation : inflasi harga yg diakibatkan oleh kelebihan permintaan dari persediaan barang yg ada
59.   Deposito berjangka : dana yg disimpan dibank dan hanya dapat ditarik kembali setelah suatu jangka waktu tertentu.
60.   Depresi : periode berkepanjangan dimana tingkat pengangguran sangat tinggi, tingkat output dan investasi yg rendah , penurunan harga dan kegagalan usaha secara luas.
61.   Depresiasi mata uang : mata uang sebuah Negara dikatakan didepresiasi apabila nilainya menurun dibandingkan dengan mata uang lainnya.
62.   Depresiasi penyusutan aktiva : penurunan nilai suatu aktiva
63.   Derived demand (permintaan turunan) : permintaan akan suatu factor produksi yg disebabkan oleh permintaan akan barang jadi yg dihasilkan factor tersebut.
64.   Devaluasi : penurunan nilai resmi mata uang suatu Negara disbanding mata uang lainnya atau disbanding emas
65.   Disekuilibrium : keadaan perekonomian yang sedang tidak berada pada keadaan
66.   Disinflasi : proses penurunan tingkat inflasi yang tinggi
67.   Disposable income (pndapatan bebas ) : pendapatan yg sudah siap untuk dibelanjakan
68.   Distribusi : semua kegiatan yg ditunjukan untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
69.   Efek : surat bukti utang jangka panjang (obligasi) surat tanda penyertaan modal (saham),sekuritas kredit, dan surat berharga lainnya.
70.   Efisiensi : penggunaan sumber daya ekonomi yg menghasilkan tingkat kepuasan maksimum yg muingkin pada input tertentu.
71.   Efek subsitusi perubahan harga : konsumen untuk mengkonsumsi lebih banyak barang jika harganya turun, dan mengurangi konsumsinya bila harganya naik.
72.   Efisiensi : penggunaan sumber daya ekonomi yang menghasilkan tingkat kepuasan maksimum yang mungkin pada input tertentu.
73.   Efisiensi alokatif : suatu situasi perekonomian dimana tidak ada lagi usaha reorganisasi atau perdagangan yg dpt memakmurkan 1 individu tertentu tanpa mengurangi utilitas atau kepuasan individu lain.
74.   Ekonomi positif : studi tentang apa (teori ekonomi)
75.   Ekspor neto : nilai ekspor barang dan jasa dikurangi nilai impor barang dan jasa
76.   Ekstensifikasi modal : tingkat pertumbuhan jumlah modal riil yg tepat sama dengan pertambahan angkatan kerja .
77.   Ekuilibrium : keadaan dimana kesatuan ekonomi berada pada keadaan seimbang , atau kekuatan – kekuatan yg mempengaruhi kesatuan itu sedang seimbang.
78.   Ekuilibrium koperatif: hasil yg dicapai oleh kedua partisipan ketika mereka bertindak serempak
79.   Ekuilibrium nash : terdapat pada teori permainan yg mengacu pada satu set srategi bermain. Dimana tidak ada pemain yg dapat memperbaiki nilai hasilnya
80.   Ekuilibrium umum: keadaan ekuilibrium bagi perekonomian secara keseluruhan adalah dimana keadaan harga barang dan jasa sedemikian rupa sehingga keseluruhan pasar.
81.   Elastisitas : menggambarkan reaksi suatu variabel terhadap perubahan variabel.
82.   Elastisitas harga dari permintaan yg elastic atau pemintaan elastic : situasi apabila elastisitas permintaan lebih dari nilai satu.
83.   Elastisitas harga dari permintaan yg inelastic atau permintaan yg inelastic : situasi apabila nilai elastisitas permintaan lebih kecil dari satu.
84.   Elastisitas harga atas penawaran : konsepsinya mirip elastisitas harga atas permintaan kecuali yg diukur adalah reaksi penawaran dari perubahan harga.
85.   Elastisitas harga atas permintaan : ukuran kadar sejauh mana kuantitas yg diminta pembeli bereaksi terhadap perubahan harga.
86.   Elastisitas pendapatan pada permintaan : permintaan akan suatu barang tidak saja dipengaruhi oleh harga barang tetapi juga oleh pendapatan konsumen.
87.   Elastisitas permintaan uniter : situasi diantara permintaan yg elastic dan permintaan yg tidak elastic dimana elastisitas harga bernilai 1
88.   Elastisitas silang : ukuran sejauh mana permintaan akan suatu barang konsumsi atau input dipengaruhi bukan oleh harganya sendiri tetapi oleh harga barang lain.
89.   Element utility : benda itu berguna karena ada unsure didalamnya.
90.   Faktor produksi : input yg bersifat produktif seperti mesin , peralatan , tenaga kerja, dan tanah.
91.   Fleksibilitas harga : perilaku harga dalam pasar “lelang” dimana harga langsung bergerak keatas atau kebawah setiap kali ada perubahan
92.   Fungsi konsumsi : skedul yg mengaitkan jumlah konsumsi dengan pendapatan yg dapat dibelanjakan.
93.   Fungsi produksi : fungsi matematis yg menyatakan berapa jumlah output maksimum yg dapat dicapai dengan suatu unit input dan teknologi tertentu.
94.   Fungsi tabungan : skedul atau table yg memperlihatkan jumlah tabungan yg bersedia ditabung oleh rumah tangga atau Negara, pada setiap tingkat pendapatan
95.   Garis anggaran : garis disuatu grafik yg sumbu – sumbunya menggambarkan kombinasi barang yg bisa dibeli oleh konsumen menurut pendpatan.
96.   Garis batas kemungkinan utilitas : grafik yg melukiskan utilitas atau kepuasan dari dua konsumen yg masing – masing diukur pada setiap sumbu.
97.   GNP nominal : nilai dari seluruh jasa dan barang jadi yg diproduksi dalam kurun waktu tertentu oleh suatu Negara pada pasar
98.   GNP potensial : tingkat gnp maksimum yg dapat dipertahankan pada suatu tingkat teknologi dan populasi tertentu
99.   GNP riil : gnp nominal yg telah dikoreksi dengan factor inflasi, yaitu gnp nominal / deflator gnp
100.           Government debt ( utang pemerintah) : total kewajiban pemerintah dalam bentuk obligasi dan pinjaman jangka pendek.